Wednesday, January 23, 2013

Cerpen Tema cintailah lingkungan

The Jungle Mom

By. Pinku Usagi

Di sebuah dusun kecil terlihat seorang perempuan tua sedang duduk santai dikursi goyangnya di teras rumahnya,menikmati  pemandangan indah di sekitarnya. Sesekali ia tersenyum kecil,dan sesekali ia menintikan air mata seperti mengenang sesuatu yang sudah lama pergi. Beberapa detik kemudian, dua orang gadis keluar dari balik pintu rumah yang cukup mewah berpagar besi itu, kedua gadis belia itu tak lain adalah Vina cucu dari perempuan tua tersebut dan Nadin sahabatnya Vina. Pada liburan kali ini Vina dan Nadin memilih berlibur ke dusun Cipenas. Mereka berkunjung dan menginap di rumah neneknya Vina yang bernama nenek Isna. Nenek Isna terkenal aneh di dusun itu,ia mempunyai kebiasaan yang cukup unik,setiap sore nenek Isna selalu duduk di kursi goyangnya sambil memandang hutan yang konon katanya angker itu dan setiap pagi Nenek Isna tidak pernah berada dirumah nya,ia pergi tidak tau kemana dan pulang tanpa sepengetahuan orang lain. Hal itu seakan merupakan tugas rutin baginya, menurut ibunya Vina nenek Isna sudah seperti itu sebelum ibunya Vina lahir. Yang anehnya lagi rumah yang sekarang di tempati nenek Isna itu terletak menyendiri tepat di depan hutan angker tersebut. Nenek Isna pernah diajak tinggal di kota bersama Vina dan mamanya tetapi nenek Isna menolak dan bersikeras ingin tetap tinggal di rumah yang konon katanya telah berdiri selama 50 tahunan itu. Semenjak kakeknya Vina meninggal 20 tahun yang lalu, nenek Isna tinggal sendiri di rumah tersebut.  Oleh karena itu banyak yang menjuluki nenek berumur 66 tahun ini “THE JUNGGLE MOM”. Karena hanya nenek Isna yang berani  tinggal di tempat tersebut tanpa ada rasa takut sama sekali. Padahal konon katanya hutan itu pernah dikutuk oleh seorang penyihir dan katanya juga sampai sekarang penyihir tersebut masih ada di hutan itu. Pernah juga ada beberapa pencari kayu yang masuk kedalam hutan dan tidak pernah kembali lagi. Namun hal itu tidak sedikit pun membuat nenek Isna takut,ia malah nyaman tinggal disana.

“Nek! kenapa melamun?lagi mikirin apa??”tanya Vina.

Nenek Isna yang semula terkejut langsung tersenyum  lembut.

“Eh,,kebetulan,mau dengar cerita nenek tidak ?”tanya nenek Isna lembut.

“Hmm..cerita apa nek?”tanya Vina.

“Kalau Vina sih maunya cerita tentang cinta nek!”canda Nadin.

“Yee, sembarangan, dia bohong nek, jangan didengar”kata Vina dengan wajah masem.

“Hahahaha, sudah duduk sini cepat!”perintah nenek Isna lembut,Vina dan Nadin pun menurut dan duduk bersila di  lantai berjarak 1 meter di depan kursi goyang nek Isna.

“lihat hutan di depan sana!” perintah  nek Isna lagi sambil menunjuk ke arah hutan di depannya,Vina dan Nadin yang duduk membelakangi hutan tersebut pun memutar badan mereka 90 derajat untuk melihat hutan yang di tunjuk nenek.

“Hutan yang angker itu nek??”tanya vina.

“Angker??hmm, ibumu yang cerita ya??”terka nenek Isna.

“Iya nek,heheheeheh.”jawab Vina sambil menggaruk kepalanya.

“Hmm, baiklah nenek akan menceritakan sebuah rahasia besar kepada kalian berdua, dan nenek harap ini hanya kita bertiga saja yang tau, oke?” kata nenek isna serius.

“rahasia?seru nih sepertinya vin..”kata Nadin semangat,Vina pun mengangguk dan tersenyum.

“oke nek, kami janji.”kata Vina mantap.
"50 tahun yang lalu ketika nenek masih seumuran kalian, nenek mempunyai seorang sahabat yang bernama Lina,dan dusun ini adalah tempat kelahirannya. Sama seperti kalian juga nenek dan Lina memilih berlibur kesini,tapi bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk menjenguk keluarga Lina yang baru tertimpah musibah longsor” nenek Isna memulai ceritanya.

Pada saat itu adik laki-laki Lina yang bernama Roy merupakan salah satu korban musibah longsor tersebut. Roy yang baru berusia 5 tahun tewas terkena longsor. Dulu nya desa ini memang sering mengalami banyak bencana dari longsor,banjir dan lain sebagainya. Hal itu disebabkan oleh penggundulan habis hutan-hutan di dusun ini. Lina sangat terpukul dengan musibah yang dialami adik kecilnya itu,hingga suatu sore ketika kami sedang duduk santai tepat di depan hutan yang dulunya merupakan tempat sisa-sisa pohon yang habis ditebangi ini, Lina berkata kepada nenek.


“Is! lihatlah tempat sampah di depan sana?”

“ya,kenapa?”tanya nenek bingung.

“Kira-kira, bisa tidak ya dalam sekejap  menjadi paru-paru dusun ini lagi? biar dusun ini tidak mati”tanya Lina.

nenek sedikit tertegun mendengar perkataan Lina,namun nenek pun tersenyum.

“Semua bisa kok,selagi tuhan menghendaki.”jawab nenek

“Tapi kapan?”tanyanya lagi,dengan nada kesal.

nenek tidak menjawab, nenek hanya terdiam menatap Lina yang hampir menangis  itu.

“Kau tau , gara-gara perbuatan orang-orang yang tak bertanggung jawab itu ,aku kehilangan adikku , adikku tidak bersalah dalam hal ini! kenapa dia yang diambil!”kata Lina kesal.

“Sabarlah,Tuhan pasti mempunyai rencana sendiri untuk hal ini.”kata nenek sambil merangkul Lina.

“Siapa lagi yang akan menjadi korban besok!?ibuku?ayahku?atau orang-orang yang ku nenekngi lagi?”

“Hush! jangan berbicara seperti itu. Well, aku punya ide, bagaimana kalau kita lakukan reboisasi aja?”usul nenek.

“Percuma , ujung-ujungnya pasti ditebang lagi”kata Lina lemas.

“Tenang saja, aku punya ide yang sangat bagus!” kata nenek semangat.

“Ide?”tanya Lina bingung.

nenek lalu membisikkan sesuatu kepada Lina dan Lina terlihat meyetujui ide nenek tersebut. Keesokan harinya nenek dan Lina pergi ke kota untuk mencari bibit pohon. Kami membeli cukup banyak bibit karena kebetulan paman nenek memiliki perusahaan perkebunan di kota. Setelah membawa bibit yang cukup banyak dari kota,kami dan beberapa warga melakukan reboisasi di hutan selama seharian penuh. Setelah selesai, kami pun beristirahat sejenak. Beberapa saat kemudian ada seseorang yang memakai jubah hitam panjang dengan tudung  seperti penyihir datang dan mengejutkan semua warga di sana kecuali Lina, karena Lina mengetahui bahwa itu adalah nenek  yang menyamar sebagai penyihir,seperti rencana kami kemarin . Sang penyihir meminta sedikit makanan kepada Lina,dan Lina tidak memberikan sedikit pun makanannya. Sehingga seperti rencana , Penyihir itu pun marah dan berkata.

“Ternyata kalian bukan hanya serakah merebut hutan tempat tinggal banyak makhluk,tetapi kalian juga pelit,mulai sekarang aku kutuk hutan ini,hutan ini akan aku jadi kan tempat tinggal ku,tidak ada yang boleh menyentuhnya,”

Lalu si penyihir mengetukkan kayunya 3 kali ke lantai dan dalam sekejap tanaman yang tadi baru di tanam tumbuh menjulang tinggi ke atas. Lina dan seluruh warga sangat terkejut dengan hal itu,Lina tidak menyangkah penyihir yang semula ia kira nenek itu bisa berbuat di hal seperti itu. Ia tidak tau kalau penyihir itu bukan nenek , nenek yang baru datang juga jadi sangat terkejut melihat kejadian langkah itu. Penyihir tersebut pun lenyap dalam sekali kedipan mata dan masuk kedalam hutan, juga membawa Lina bersamanya.


“Lina!!!!!”teriak nenek berlari mengejar Lina.

Namun sia-sia, warga melarang nenek untuk masuk kedalam hutan, nenek sangat terkejut dengan apa yang nenek lihat, tidak ada warga yang berani masuk kedalam termasuk keluarga Lina. Mereka hanya bisa menatap hutan tersebut dengan air mata.

4 bulan pun berlalu ,tidak ada tanda-tanda kemunculan Lina. Setelah kejadian itu dusun Cipenas tidak pernah mengalami musibah lagi. Seluruh warga hidup damai dan tentram. Berbeda dengan nenek , hati nenek serasa tercabik-cabik dengan kejadian yang di alami Lina. Nenek sangat merasa bersalah atas kejadian 4 bulan lalu itu,karena itu semua ide nenek. Kalau saja nenek tidak mengusulkan hal itu, maka Lina tidak akan di bawah oleh si penyihir. Nenek pun lalu memutuskan untuk balik ke desa Cipenas, nenek ingin mencari Lina dan nenek yakin Lina masih hidup. Paginya sekitar jam 04.00 AM, nenek memberanikan diri masuk kedalam hutan tersebut. Nenek melewati semak-semak belukar dan beberapa rawa,setelah masuk semakin dalam, nenek sangat terkejut melihat keindahan di depan mata nenek. Ternyata di tengah-tengah hutan tersebut terdapat sebuah danau yang sangat indah. Padahal awal nya,hutan ini hanya gundukan sampah sisa-sisa pohon, tidak ada danau atau semacamnya di sini , oleh karena itu nenek sangat bingung dari mana asal danau itu. Tidak jauh dari danau itu nenek melihat seorang gadis duduk menatap langit, dari baju yang ia pakai nenek tau kalau itu Lina. nenek pun berlari menghampirinya lalu memeluknya dari belakang.


“Lin, kamu kemana saja? semua orang merindukan kamu ,aku juga merindukan kamu”kata nenek sambil terus memeluk Lina erat.

Lina melepaskan tangan nenek dengan lembut dan menghapus air mata nenek sambil tersenyum,

“aku juga sangat merindukan kamu,aku senang kamu disini”katanya lirih,

“ayo kita pulang Lin, ibu kamu sangat mengkhawatirkan kamu”kata nenek sambil menggenggam tangan Lina dengan kuat,Lina hanya menggeleng

“tapi kenapa?”Tanya nenek heran

Lina tidak menjawab ia hanya tersenyum.
“pulanglah!”katanya lembut
“tidak,jika tanpa kamu!”kata nenek lagi

“tugas kamu bukan disini Is, tugas kamu di luar sana, menjaga paru-paru desa ini, jangan biar kan hutan ini di rusak lagi, jangan biarkan bencana –bencana melanda desa ini lagi”kata Lina lagi.

“lalu kamu?ayo kita pulang Lin!kita jaga hutan ini bersama-sama!”kata nenek ,namun lagi-lagi Lina menolak,

“ini tempatku sekarang,”katanya singkat
“waktu ku sudah habis Is,tugas ku sudah selesai, aku harus pergi sekarang, pulang lah sebelum ada yang mencari mu!”perintah Lina,lalu memeluk nenek dengan erat dan menghilang begitu saja,
“Lin?Lina?”nenek mencari Lina disana sini, namun Lina tidak ada, nenek hanya bisa pasrah dan keluar dari hutan tersebut.

Setelah kejadian tersebut, nenek lalu berinisiatif untuk membangun rumah di depan hutan ini kelak,agar nenek bisa  terus menjaga hutan ini dan Lina. Dan setelah menikah nenek pun mewujudkan keinginan nenek itu. Dan setelah tinggal disini, setiap pagi nenek selalu pergi ke hutan itu,

“nenek berharap bisa berjumpa dengan lina lagi tapi sia-sia,perjumpaan itu adalah perjumpaan terakhir nenek dengan Lina” kata nenek Isna mengakhiri ceritanya. Vina dan Nadin terlihat mengeluarkan air mata setelah mendengar cerita tersebut.

“jadi karena itu nenek sering hilang pagi-pagi?”Tanya Vina

“iya, dan setiap sore nenek selalu duduk dikursi ini sambil mengenang masa lalu nenek dengan Lina”jelas nenek Isna

“nek, kami boleh tidak masuk kesana??”Tanya Nadin sedikit ragu,ia takut nek Isna tidak mengijinkan nya.

“iya nek,kami penasaran dengan keindahan yang nenek bilang tadi”sambung Vina

Nenek Isna hanya tersenyum dan berkata,“ayo!”

“sekarang??!”kata Vina dan Nadin kaget

“iya,sekarang!”nek isna pun mengambil lampu teplok di atas meja nya, dan berjalan duluan masuk ke hutan, lalu Vina dan Nadin menyusulnya di belakang.

Sesampainya di tengah hutan,Vina dan Nadin sangat terkejut melihat pemandangan yang baru saja mereka lihat. Ternyata benar, di sana terbentang danau yang tidak begitu luas namun sangat indah di pandang. Banyak juga di temukan kelinci,kupu-kupu dan beberapa binatang lucu lainnya.


“wow!”gumam Vina dan Nadin takjub
“suatu hari nanti hutan ini akan nenek serahkan sama kalian , tolong di jaga baik-baik ya!”kata nek Isna kepada cucunya dengan lembut,Vina dan Nadin hanya mengangguk mantap. Beberapa saat kemudian ketika Nadin dan Vina duduk menikmati suasana danau, nenek Isna tiba-tiba melihat sosok gadis belia seumuran dengan cucunya di balik pohon.

“Lina!”kata nenek Isna terkejut dan langsung menghampiri sosok tersebut,Lina tersenyum lembut kepada nek Isna,

“hi Is, apa kabar?”kata nya lembut.

“kemana saja kamu?? kenapa baru muncul?”Tanya nek Isna kesal,

“aku tidak kemana-mana, aku disini terus. Aku juga tau kalau kau sering kesini”jawab Lina
“aku sangat merindukan kamu!”kata nenek Isna sambil memeluk Lina

“aku juga,”kata Lina

“oh iya, itu cucu perempuan kamu ya??”Tanya Lina sambil menatap Nadin dan Vina

“iya,namanya Vina”kata nenek Isna

“cantik ya,seperti kamu,tapi kamu yang dulu maksudnya..”canda Lina
“ohhh…berarti sekarang aku jelek?,”

“hahahaha, sepertinya sekarang aku harus panggil kamu nenek nih ,nek isna, hahahaha”canda Lina

“ iya cucuku, hahahha”

“hmm, sudah mau malam nih, bawa mereka pulang!” perintah Lina, nenek Isna pun tersenyum dan memeluk Lina lagi.
“Nek!”tegur Vina yang melihat neneknya memeluk diri sendiri. Nenek Isna yang terkejut lalu melepas Lina,ternyata Vina dan Nadin tidak bisa melihat Lina.
“nenek tidak apa-apa?”Tanya Nadin cemas
“tidak,ayo kita pulang, sebentar lagi gelap”kata nek Isna sambil mendorong Nadin dan Vina.

Nek Isna lalu melambaikan tangan kearah Lina,begitu pun Lina.

Dan begitulah, 6 tahun kemudian nenek Isna pun meninggal. Vina yang sudah berumur 22 tahun akhirnya menikah dan memilih tinggal di susun itu bersama suami nya. Ia ingin melanjutkan tugas nenek Isna untuk menjaga paru-paru dusun Cipenas tersebut. 
Layaknya manusia jika tanpa paru-paru pasti akan mati begitu pun desa ini.

Nadin juga sering menginap disana,mereka berdua juga sering masuk kedalam hutan, membersihkan hutan dan menanam sedikit tumbuh-tumbuhan yang bisa di manfaatkan disana .

TAMAT