Karin~
Pemeran Utama: Karin , Khiri , Ten, Manami, Kiyo
##Author said : Ayo ikutin keseruan cerita persahabatan dan percintaan Karin dan
dkk, di jamin galau, ) (:Please dibaca cerita gak jelas saya ini *berbinar-binar sembah sujud kepada reader :’))
****
Januari 2018 Medan,Indonesia,
Di dalam sebuah rumah bertingkat 2, tepatnya di ruang tamu rumah
tersebut, terlihat seorang gadis remaja berambut pendek seperti lelaki dengan
poni merah kehitaman miring kesamping kanan yang panjangnya hampir melewati
dagunya, ia duduk sambil membukuk disebuah sofa empuk berwarna coklat
muda,tangannya yang ia letakan di atas pahanya menggenggam erat sebuah bingkai
foto. Bola mata biru nya yang indah tidak sedetikpun terlepas memandang
sosok-sosok yang tergambar di dalam foto tersebut. sosok 3 orang anak kecil
yang tersenyum lepas sambil merangkul satu sama lain. tidak beberapa lama,
terlihat seorang wanita sedikit tua berpakaian polos dengan rambut di konde,
datang membawakan sebuah cangkir kaca yang berisikan teh hangat di atas nampan
biru dan meletakan cangkir kaca tersebut di atas meja tepat di depan sofa.
“di minum non,” kata nya ramah, gadis yang dari tadi menunduk memandang
bingkai foto itu mengangkat kepala nya memandang wanita tua itu sambil
membetulkan syal hitam nya.
“terima kasih mbok,” kata nya tersenyum ramah dan lalu meneguk teh
hangat nya.
“non khiri kok sendiri aja?non Ten gak ikut?” tanya si wanita tua yang
di panggil mbok itu.
“biasa mbok,dia pasti lupa,” jawab nya menghembuskan nafas pasrah.
“hari ini doa keseratus hari ya non?” tanya si mbok lagi sambil
memperhatikan pakaian serba hitam khiri. Khiri hanya menggaguk kecil. dan
meletakan cangkir nya di meja kembali.
“karin udah nelpon mbok?” tanya nya menatap si mbok dengan penuh harap.
“belum non,” jawab si mbok, khiri terlihat sangat kecewa mendengar
jawaban si mbok.
“tapi non,tuan besar kemarin nelpon ke sini,” dan dengan otomatis khiri
langsung mengangkat kepalanya yang tadi hampir tertunduk.
****
Mumbai, India.
Di salah satu condo (apartment) , tepatnya di dalam sebuah kamar.
Terlihat seorang gadis berhidung mancung sedang fokus menekan tombol-tombol di
keyboard nya,mata coklatnya sesekali melirik lembaran dari buku besar di
sebelah komputernya dan sesekali melirik ke monitor komputernya. Rambut ikal
nya yang panjang ia ikat sembarangan agar tidak menggangu konsentrasinya. Poni
nya juga ia jepit ke belakang.
Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka, dari belakang
pintu terlihat seorang pria muda berhidung mancung,berambut pendek dengan poni
pendek yang diatur berdiri keatas. Mata coklatnya tertutup sebuah kaca mata
tranparan ber-min dengan gagang kaca berwarna hitam. Ia juga terlihat memakai
setelan kantor (jas dan celana hitam,kemeja putih,dan dasi blaster hitam putih)
pada badan padat dan tegapnya.
“ boleh saya masuk, mam?” tanya nya pelan sambil memamerkan senyuman
hangat nya. gadis itu melihat si pria sebentar, lalu ia menggeleng sambil
tersenyum dan kembali mengetik. Si pria tadi tertawa kecil sambil melangkah
masuk dan duduk di atas tempat tidur empuk berseprai pink yang terletak tidak
jauh dari meja computer si gadis.
“kejam nya” protes si pria.
“sejak kapan kakak masuk ke kamar karin pakek permisi segala?” tutur
Karin tanpa memandang Rendy kakaknya yang terlihat pura-pura ngambek itu.
“eh,lagi ngerjain apa sih?” tanya Rendy sambil menyenderkan dirinya di
senderan tempat tidur Karin.
“biasa,tugas kuliah.” Jawab Karin singkat. Rendy hanya ber’o ‘ria lalu
mengambil ‘rubik 3 x 3’ di meja bupet Karin.
“ntar karin berangkat kuliahnya bareng kakak aja ya” ajak Rendy sambil
mulai memutar-mutar rubiknya
“tumben, memangnya kakak gak ke kantor?” tanya karin masih tanpa menatap
Rendy.
“ntar agak siang,makanya sekalian nganter kamu aja,” jawab rendy yang
agak kebingungan dengan rubik nya.
“oh,ya udah” jawab Karin singkat.
Suasana hening sesaat,hanya suara ketikan keyboard dan gesekkan rubik
yang terdengar. Hingga Rendy yang stress dengan rubik nya meletakan rubiknya
kembali ke tempat asalnya. Rendy memandang bosan Karin yang terlihat sangat
serius itu.
“semalam papa nelpon mbok loh” kata Rendy sambil membenarkan duduk nya.
“hemm,” hanya gumamam itu yang keluar dari mulut Karin.
“kata mbok,khiri dan yang lainnya selama 4 tahun ini sering mampir
kerumah” tutur Rendy lagi dengan nada sedikit pelan, sebenarnya ia tidak ingin
karin tahu tentang ini,takut membuat karin sedih. Namun ia juga ingin karin
tahu kalau sahabat-sahabatnya selalu mendukung kesembuhannya. Mendengar
perkataan Rendy itu, karin menghentikan aktifitasnya dan terlihat merenung.
"apa kamu masih marah dengan papa?” tanya Rendy menatap karin yang
masih membelakanginya. Dan karin tidak menjawab.
“rin,kamu tahu kan papa ngelarang kamu pulang karena apa?dan bahkan
kakak juga ikutan di larang”
“karin lagi gak mau ngebahas itu kak” jawab karin singkat. Rendy menarik
nafas cukup panjang dan menghebusnya cepat. Ia sangat paham perasaan karin saat
ini.
“oh ya, besok gips kaki mu udah bisa di buka loh” kata Rendy tersenyum
hangat dan karin langsung menatap Rendy.
“itu berarti pengobatannya sudah selesai?” tanya karin girang. Dan rendy
mengangguk.
“dan itu juga berarti sebentar lagi kita bisa pulang” kata rendy yang
sangat senang melihat senyum di wajah Karin yang semangkin melebar.
****
Khiri baru saja keluar dari gerbang rumah Karin, ia menarik nafas cukup
panjang dan tersenyum kecil mengingat perkataan si embok tadi.
“ tuan bilang ..non Karin baik-baik saja, kalian
semua tidak perlu kwathir..non karin juga sangat merindukan kalian semua,non
Karin belum bisa pulang karena kakinya masih dalam perobatan dan non Karin juga
masih focus dengan sekolahnya itu juga yang menyebabkannya tidak bisa
menghubungi non-non semua,tuan cuman minta doanya supaya perobatan kaki non
Karin bisa berjalan lancar"
‘hei sapi,lu harus cepat sembuh dan balik kesini!!dan ketika lu balik
ntar lu akan terima hukuman dari gue dan Ten!’ bathin khiri tersenyum
memandangi rumah Karin.
‘aku sangat menanti hari itu’ bathin Karin jauh di sana tersenyum
memandang sebuah photo yang di bingkai coklat dan photo itu sama dengan photo
yang di pandang khiri di rumah Karin tadi.
****
“Nona masih ti..”
“tahu kok,” kata khiri memotong perkataan maid cantik itu dan berjalan
begitu saja meninggal kan si maid . well,saat ini ia sedang berada di dalam
sebuah rumah mewah. Rumah mewah yang sedikit berbeda dari rumah-rumah mewah di
Medan biasanya. Rumah ini di desain mirip dengan rumah-rumah mewah yang biasa
kita lihat di anime jepang atau bisa di bilang lebih kearah Eropa lengkap
dengan maid maid cantik dan butler- butler yang bikin cewek-cewek mimisan.
Lukisan – lukisan yang di pajang juga merupakan lukisan kuno . Menurut
cerita,ayah pemilik rumah ini memang keturunan Eropa dan hebat nya anaknya juga
pencinta anime.
Khiri berjalan ke sebuah kamar yang berada di tingkat 2,sesampainya di
sana ia langsung membuka pintu kamar itu. Di dalam kamar terlihat seorang
butler sedang menuangkan susu ke dalam gelas yang berada di meja bupet sebelah
tempat tidur. Butler itu juga mengisi beberapa lollipop ke dalam mangkuk kaca.
Dan di atas tempat tidur empuk itu terlihat seorang gadis tertidur cantik
memeluk boneka panda yang berukuran jumbo dengan tubuh di selimuti selimut
tebal bergambar panda juga,rambut lurusnya terurai di atas bantal putih yang
juga bercorak panda.well, kamar ini memang di penuhi pernak-pernik panda.
Bahkan kertas didinding di dinding sisi kepala tempat tidurnya juga bercorak
panda.
Khiri melangkah menuju tempat tidur si gadis, ia menggeleng kecil
melihat si gadis yang tertidur lelap itu. sesaat kemudian matanya mengarah ke
sebuah lukisan besar yang terletak di dinding di sisi kepala tempat tidur,
jarak nya juga tidak begitu jauh dari kepala tempat tidur tersebut. Dan itu
merupakan lukisan favoritenya ,lukisan yang dibuat Karin ketika SMP dulu . Di
dalam lukisan terlihat 2 orang pria sedang duduk dia atas sofa mewah berwarna
merah. Pria di sebelah kiri duduk sambil mengakat dua kakinya.bibir tebalnya
terlihat mengemut lollipop. Ia memakai sweter panjang bercorak blaster pink
gelap dan pink terang dengan celana panjang berwarna pink juga. Ia juga memakai
topi badminton yang lagi-lagi berwarna pink dengan rambut panjang dan poni
kesamping kanan panjang yang dibeberapa bagiannya dicat pink, pria itu
merupakan penyanyi asal jepang, Maya dari group LMC. Sedangkan pria di sebelah
kanan Maya terlihat duduk dengan membuka kakinya sedikit lebar,bersandar sambil
memegang gelas kaca mewah yang berisi anggur merah di tangan kanannya. Ia
memakai pakaian resmi(Stelan jas), dengan rambut hitam nya terurai panjang. Dan
di pingir bibir seksinya terlihat sebuah pierching. Dia adalah Aoi salah satu
gitaris group band jepang ternama, The Gazette. Kedua actor tersebut memang
actor favorite si pemilik kamar ini.
"saya permisi keluar nyonya" kata si Butler yang menuangkan
susu tadi, sambil membungkuk hormat kearah khiri sebelum ia pergi keluar,dan
hal itu sedikit mengejutkan khiri yang tadi melamun. Setelah si butler
pergi,Khiri melangkah menuju jendela yang berada cukup jauh dari tempat tidur.
Ia singkirkan gorden yang menghalau sinar matahari itu, membiarkan sinar
tersebut masuk membuat si gadis yang tertidur lelap itu kesilauan dan
menggunakan telapak tangan untuk menutup sinar silau itu. dari sela-sela
matanya yang belum terbuka semua ia melihat sosok Khiri yang mulai duduk di
sofa dekat jendela. Karena kesal dengan kelakuan khiri yang mengganggu tidur
nya, ia lemparkan sebuah bantal kecil kearah Khiri dan di tangkap dengan mudah
oleh Khiri.
“ bisa kah lu gak ganggu gue sehari aja?” gerutu gadis keturunan
Thionghoa yang memiliki bola mata merah kehitaman dan berbibir tipis itu.
“bisa kah lu nepati janji lu sekali saja?” tanya khiri balik sambil
mengambil salah satu komik diatas meja kecil sebelah kanan sofa.
“janji?” Ten yang masih belum membuka matanya secara normal mencoba
mengingat janji apa yang dimaksud khiri.
“ohh iya!!Peace!!” katanya nyengir sambil menunjukan jari telunjuk dan
jari tengah tangan kanannya secara bersamaan. Dan tidak dibalas respon apapun
dari khiri yang sibuk membolak-balik lembar komik di tangannya. Ten lalu mulai
bangkit dan meminum susu nya sedikit, mengambil ikat rambut kecil di atas meja
dan mengikat rambut lurus panjangnya yang berwarna pirang itu,lalu membenarkan
poninya yang lurus kedepan dan panjangnya sedikit melewati alis nya itu.
“so,lu dari rumah si sapi lah ya?” tanya Ten seraya merentangkan
tangannya lurus keatas untuk merengangkan tulang-tulangnya.
“ya,” jawab khiri singkat.
“ada kabar baru?”
“ya” jawab khiri lagi . mendengar hal itu Ten memberhentikan aktifitas
nya dan memandang khiri penasaran.
“ogah kasih tahu!” kata khiri sebelum Ten sempat bertanya. Dan ten
menyipitkan matanya.
“pelitt!!” protes ten.
“biarin,salah sendiri gak nepati janji,” jawab khiri santai tanpa
memandang muka masam ten. Ten mendengus kesal.
“mendingan sekarang lu cepatan mandi deh!” pintah khiri yang terlihat
mulai tertarik dengan cerita di dalam komik.
“mau ngapain?oh ya,lu kenapa pakai pakaian serba hitam gitu?mirip dedy
kobuzer tau gak?!tatap mata saya,” kata ten cekikikan sambil memperagakan
matanya seperti dedy kobuzer dan dengan cepat sebuah bantal tertimpuk
kewajahnya,itu bantal yang tadi ia lempar ke khiri.
“hey! hidung cantik gue ternodai!”protes ten menggosok-gosok hidungnya.
“lihat kelender sana!” pintah khiri lagi yang masih focus dengan
komiknya. Sekali lagi ten mendengus kesal dan mengambil kelender di sebelah
susu nya. Ten lalu melihat tanggal hari ini, ‘7 January 2018’ dan memang ada
sebuah bulatan di tanggal itu dengan sebuah catatan kecil di atasnya ‘seratus
hari’ .
“astamaya!” katanya menepuk jidatnya. (btw ‘astamaya’ tuh ‘astaga’..yang
sesuka hati diganti ten.) dan dengan cepat ia berlari ke kamar mandinya.
***Skip Time***
Khiri memakir kan mobil nya di belakang dua mobil hitam yang terderet rapi
di pinggirin jalan kompleks tersebut.
“untung aja dapet tempat markir” protes Ten, melihat banyak nya
kendaraan yang terpakir di setiap sisi jalan kompleks tersebut.
“jangan protes! siapa coba yang bikin telat?” seru Khiri dan Ten hanya
nyengir sambil menunjukan jari kanan telunjuk dan tengah nya secara bersamaan,
tanda damai. Namun tidak ada respon apa-apa dari khiri, ia hanya cuek sambil
turun dari dalam mobil, di ikuti Ten dari belakang.
Mereka berdua lalu berjalan melewati beberapa rumah dan berhenti di
sebuah rumah bertingkat dua dengan cat tembok berwarna hijau mudah. Di sana
sudah terlihat banyak sendal dan sepatu berserakan di teras rumah, sebelum
khiri dan Ten masuk ke dalam rumah tersebut, seorang gadis terlihat keluar dari
rumah dan menghampiri mereka. Gadis itu memiliki mata cipit dengan bola mata
coklat muda, bisa terlihat mata nya sembab akibat baru menangis, bulu mata yang
lentik tidak ketinggalan menghiasi wajah cantik nya, rambut halus nan lembut
nya panjang terurai melewati bahu, dan tidak berponi ,ia juga memiliki kulit
yang putih nan halus, bisa terlihat bahwa gadis ini juga keturunan Tionghoa
sama seperti Ten.
“ kalian kenapa lama banget sih?” tanya gadis yang berpakaian serba
hitam itu.
“Maaf Mi, gara-gara Queen lollipop nih!” jawab khiri ketus memandang
Ten.
“Aku kan udah minta maaf sihhhh!!” cibir Ten memandang khiri sambil
mengembungkan pipi nya.
“ya udah, ayo masuk, tante udah nungguin kalian” kata Gadis yang bernama
lengkap Manami itu seraya menarik tangan Ten yang masih manyun. Dan khiri
mengikutinya dari belakang. Suasana di dalam rumah terlihat sangat mengharukan,
semua tamu yang datang sudah duduk rapi membentuk lingkaran kecil di atas
tikar. Khiri duduk di sebelah wanita paru bayah yang langsung memeluknya.
“maaf khiri telat tante” kata kiri pelan seraya mengelus pundak si
wanita lembut, wanita itu melepaskan pelukannya sambil menggeleng lembut, muka
nya terlihat sangat pucat dan sembab.
“Ten juga minta maaf tante” kata Ten memeluk wanita itu erat
“tidak apa-apa” jawab nya tersenyum lembut.
“Tante sakit?” tanya Ten khawathir, dan si wanita menggeleng lalu
mengalihkan pandangan nya ke buku Yasin di tangannya.
“ayo kita mulai Doa nya” kata si tante, dan Khiri juga Ten hanya
mengagguk dengan raut muka yang masih terlihat khwathir.
Ten duduk di belakang khiri bersama Manami.
****
Setelah pembacaan doa selesai, Khiri, Ten dan Manami berkumpul di ruang
santai rumah tersebut, maklum saja ruang santai itu sudah seperti markas
mereka, mereka dulu nya memang sering ke sini bersama karin.
“sekarang jadi sepi ya” gumam Khiri memandang sekeliling nya.
“ya, andaikan saja kiyo disini” kata manami memasang muka sedih
“andai kak kevin disini” kata Khiri yang juga ikutan memasang muka
sedih.
“Hey, sudah lah, jangan larut dalam kesedian terus, “ kata Ten berusaha
menghibur kedua temen nya. Walaupun sebenarnya ia juga merasa kehilangan moment
moment bahagia mereka dulu.
“oh ya mi, udah ada kabar dari Karin lohh” kata Ten semangat berusaha
mengubah suasana.
“benar kah?” tanya Manami yang berubah menjadi semangat. Dan Ten
mengangguk mantap.
“gimana kabar karin? Kapan dia telpon? Dia bilang apa aja?” tanya Manami
penuh semangat sambil mengguncang guncang Ten.
“Enggg....” Ten lalu melirik Khiri.
“kasih tau dong Queen Lollipop, jangan pelit gitu, Ami penasaran tuh”
goda Khiri, dan di balas anggukan oleh Manami dengan mata berbinar-binar. Ten
memandang Khiri sambil manyun lagi.
“Gimana mau kasih tau, orang Khiri nya belum cerita “ kata ten dengan
bibir manyun ke depan. Manami menyipitkan mata nya ke Ten.
“Hah? kenapa khiri? lu yang bicara sama Karin kan?” tanya manami. Dan
Ten membalas nya dengan cengiran.
“tidak, Khiri yang tau cerita nya, tadi pagi dia yang kerumah karin, aku
gak sempat kesana” Kata Ten sambil berpose Peace manja.
“iya, dia terlalu sibuk di dunia mimpi nya, maka nya gak sempat” sambung
khiri tanpa ekspresi.
“apaan sih ,tidur itu kan penting untuk kesehatan” tutur Ten membela
diri.
“Terus kenapa lu ngomongnya kayak lu yang pergi ke rumah karin tadi?
grrrrrr“ geram Manami, Ten hanya tersenyum sambil mencubit pipi Manami.
“Ami yang cantik, maafin Ten ya, Ten cuman berusaha menghibur Ami” kata
Ten Sok imut sambil merangkul Ami.
“Cukup, jijik!” kata Khiri masih tanpa ekspresi dan di balas tatapan
jutek Ten.
“Lu iri kan gak gue peluk” kata Ten membuang muka sambil melipat
tangannya.
“sama sekali enggak!” jawab Khiri cuek, dan Ten masih terus membuang
muka.
Manami menghela nafas panjang, “ baiklah, trus gimana kabar Karin Khir?
Tanya Manami mengubah pandangannya ke Khiri.
“tadi mbok bilang kalau papa nya Karin telepon Mbok dan memberitahukan
bahwa Karin akan pulang tidak lama lagi” jelas Khiri.
“benarkah?” tanya kedua temannya itu serempak. Dan Khiri mengangguk.
“Wahhh~~~” kata mereka berdua serempak sambil tersenyum berserih-serih,
dan kali ini terlihat senyuman juga di wajah Khiri.
****
Keesokan harinya,
Ten berjalan lesu ke Meja makan yang panjang nya 10 meter itu, layak nya
meja makan para putri kaisar di anime-anime. Hari ini adalah hari dimana Ten
memulai Tahun kedua perkuliahanya. Dan hari ini juga menjadi hari yang paling
di benci Ten, karena dia harus bangun pagi dan menghabiskan 3 jam nya di
kampus. Selesai makan Ten mengambil Tas kuliahnya dan berjalan sempoyongan
keluar istana megah nan nyamannya itu, kembali menjadi rakyat biasa, menjalankan
kehidupan yang biasa juga .
“selamat tinggal istana ku” kata Ten melambai sedih ke rumah nya dan di
balas lambaian sapu tangan dari maid dan butler nya.
“Kau hanya kuliah untuk 3 jam saja bukan 3 tahun, “ cibir Khiri. Ten
lalu membalik badan ke arah Khiri yang sudah menunggu nya di dalam mobil.
“3 jam SAJA kata mu!?!?” protes Ten dengan penekannan di kata ‘saja’
nya.
“3 jam itu bisa ku pakai buat download 10 anime dengan kecepata modem
***** termahal ku dan baca 10 buku komik!!” lanjut dengan nada kesal Ten.
“@##@$@@%@^#^$&#^!#!#~#~@#!$!!!!” omel Khiri membuat Ten menutup
telinganya tidak tahan dengan kata-kata mutiara tersebut dan bergegas naik ke
mobil tanpa protes.
TBC~~~~
No comments:
Post a Comment